Karena
Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering kulihat
Dina kelihatan kesepian karena ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan
akhirnya kami sering bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Dina lebih dekat
ke aku dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang pulang akhirnya kami
sering keluar jalan-jalan. Dan terkadang kami nonton bioskop berdua
untuk menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira pacarku, tentu
aku jadi bangga jalan dengannya. Seluk beluk di
dirinya
membuat mata terpikat dan tak lepas melirik. Keesokan harinya sepulang
kuliah kulihat rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan kemana Dina.
Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV.
Segera
kucek apa ia ada di kamar. Kubuka pintunya, sesaat kuterdiam, terlihat
di TV kamarnya adegan yang merangsang, sekilas kulihat Dina sedang
terlentang dan ia kaget akan kehadiranku. “Maaf Mbak!” sahutku dengan
tidak enak. Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang
sekilas kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang
besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup
sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat beberapa lama di
dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Dina tonton tadi. Lalu
kusetel CD simpanan di kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat
adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya.
Tubuhnya merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan
film aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dankumainkan. Sesaat
aku kaget, Dina masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa
mengunci pintu. Ia terlihat terdiam melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan bingung.
“Ma..
maaf, ganggu ya,” tanya Dina dengan matanya yang menatap milikku.“Eh..
enggak Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahutku dengan tanganku yang masih
memegang milikku.“Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?” tanya Dina dengan
bingung karenakejadian ini.“Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari
Mbak,” sahutku sambil kumasukkan milikku lagi.
“Kamu
nonton apa?” tanya Dina lalu melihat film yang kusetel.“I.. itu.. sama
yang tadi,” sahutku dengan isyarat yang ditonton Dina di kamarnya.Dina
terdiam sesaat sambil melihat film.“Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi
nggak?” tanyaku dengan malu.“Boleh, kenapa enggak?” jawab Dina.“Mau
minjem Mbak… apa mau nonton di sini?” tawarku kepada Dina.“Sekalian aja
deh, biar rame,” jawabnya.
Adegan
demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa kali kami mengganti film.
Kami juga berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film.
Mungkin karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya
kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Kami tidak canggung lagi.
Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik kakakku.
Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film
kami tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan
mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami
membuat bibir kami bersentuhan. Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa
dibendung dan kami tergerak
mengikuti
iringan gairah dan birahi. Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir
dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus berebutan air
liur.
Beberapa
lama kami nikmati kejadian ini, kemudian kami tersadar dan berhenti.
Kami hanya bisa diam dalam pelukan. Mata kami tak sanggup bertatapan.
Rasanya bingung. Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya kami duduk
biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Dina memancing birahiku. Beberapa
lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut
panjang Dina. Tampaknya ia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus
pundaknya. Sesaat kami bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik,
kurasakan wajah yang mengharapkan sentuhan dan kehangatan. Kurasakan
isyarat dari Dina untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi kulahap
bibirnya, ahh nikmat rasanya. Bibirnya
terasa
lembut di bibirku. Lalu dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat
buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Dina dengan maksud ingin menyentuh
dan merasakan miliknya.
Sesaat
kurasakan miliknya di dadaku, besar, empuk dan besar. Perlahan tanganku
mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus
selangkangannya, tampaknya ia menikmatinya. Kurasakan tanganku ia elus
sebagai tanda ia menyukainya. Tanpa menunggu aku segera meraba-raba
daerah sensitifnya. Sesaat tanganku ia raih dan ia giring ke dadanya.
Ahh, akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku. Sesaat
kurasakan milikku didekap tangan Dina, ahh rasanya aku menikmatinya.
Perlahan tangannya memainkan, nikmat rasanya. Perlahan kulepaskan tangan
Dina dari milikku. Kubuka sebagian celanaku sehingga milikku menghunus
tegap. Kuraih tangannya dan kuarahkan ke milikku. Sesaat tangannya
mendekap milikku, ia mainkan lalu beberapa lama kemudian wajahnya menuju
ke milikku dan ia hisap. Ah, lembutnya mulut Dina. Rupanya ia suka
menghisap milikku. milikku keluar masuk di mulutnya secara perlahan
seiring tangannya yang mengayun-ayun milikku.
Perlahan
kuangkat kaosnya sehingga terlihat buah dada yang tertutup bra. Kuraih
kaitannya dan kulepas. Perlahan tanganku menyusup di branya lalu meraba
dan meremas buah dadanya yang besar, halus dan lembut. Kurasakan
putingnya yang kenyal mengeras, dadanya pun mengeras. Lalu tanganku
menuju celana pendeknya dan kubuka bersama celana dalamnya. Ahh, indah
tubuhnya bila tanpa pakaian dan sangat merangsang. Pinggangnya yang
ramping dan pinggul yang lumayan,kulitnya putih bersih dan mulus.
Kuelus-elus bokongnya yang halus dan lembut. Pahanya kuraba lalu bulunya
dan tonjolan sensitifnya. Seiring hisapannya kumainkan bibir vagina
yang sudah basah perlahan jariku masuk ke liang vaginanya. Kurasakan
lembut di jemariku, nikmat rasanya.”Dede.. oouuhhh…” ucapnya seiring
jariku yang tertancap di liangnya. Sesaat kemudian kurasakan gerakan
mulut dan nafasnya tambah cepat. Kurasakan air liur Dina membasahi
milikku.
Cukup
lama mulutnya bermain sampai ku tak tahan menahan maniku. “Mmmhhh…”
ucap Dina seiring semburanku di dalam mulutnya. Kurasakan mulutnya tetap
menghisap milikku, lalu maniku dan terus sampai beberapa lama. Kemudian
bibirnya selesai bermain. “Udah De?” sahutnya dengan isyarat apakah aku
puas. Aku tersenyum melihat wajah cantiknya yang memucat dan
merangsang. Rasanya milikku belum puas masuk di mulutnya. Kemudian ia
terbaring dengan jariku yang masih masuk di liangnya. “Mbak yang ini
belom,” sahutku dengan isyarat jariku yang keluar masuk di
liangnya.”Emang kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah yang menanyakan
apa keinginanku. Kemudian kubuat posisi bersetubuh. Kaki Dina
mengangkang lebar dan terangkat seakan siap bermain. Bibir vagina yang
agak merah terlihat jelas olehku. Milikku yang terhunus akhirnya
menyentuh bibir vaginanya yang lembut yang
sudah basah. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang tertelan di liang Dina yang lembut.
“Mmhhh….”
desah Dina dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya
memeluk pinggulku. Milikku keluar-masuk diliangnya dan dada Dina
membusung seakan tidak kuat merasakan kenikmatan sentuhanku. “Ooouuhh…
ooouuhhh…” berulang desahan itu Dina keluarkan. Beberapa lama kurasakan
nikmatnya tubuh Dina. Perlahan kurasakan pinggul Dina bergerak sehingga
mempercepat gesekan penis dan liangnya. Sessat ia dekap tubuhku.
Tubuhnya menegang. “Dede…” ucapnya dengan getaran kenikmatan. Aahhh
Kurasakan penisku didekap kuat liang Dina. “Ooouuuhh,” desah nikmat
Dina. Kulihat Dina mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat
seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat milikku keluar masuk dengan
cepat. Ahh, puncakku disaat penisku masih di dalam liang Dina. Aku tak
dapat menahan semburanku karena nikmatnya tubuh Dina. “Ooouuuhhh…” desah
Dina mengiringi setiap semburanku. Milikku kubiarkan tertancap terus.
Tampaknya Dina tak menolaknya. Tubuhku belum puas menikmati tubuhnya.
Terkadang tanganku menikmati dada dan putingnya. Dan beberapa kali kami
berciuman lagi. Aku tak peduli walaupun bibirnya bekas milik dan maniku
karena benar-benar nikmat.
Sampai
tenaga kami pulih, kurasakan dekapan liang Dina yang agak mengering
basah lagi. Lalu kami bermain lagi. Ini terus kami lakukan sampai kami
tak kuat dan tidur kelelahan. Esoknya kami tersadar dan kami mandi
bersama. Tampaknya kami menyukai kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang
karena Kami rasakan kecocokan, dan kami teruskan
hubungan
ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama
dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi
rahasia kami berdua seterusnya. sampai aku memiliki istri dan sama-sama
mempunyai anak kami terus berhubungan.
No comments:
Post a Comment