Pengalaman
menarik ini kami alami sewaktu kami berbulan madu di Pulau Bali dan
Lombok. Waktu itu sedang low session jadi keadaan tidak seramai kalau
sedang hari libur, di mana kami melakukan hubungan seks di tepi pantai
yang sepi sambil membuat film dokumentasi adegan kami tersebut, juga
sewaktu kami di hotel kegiatan kami sempat diintip oleh seorang pegawai
hotel. Saya dan Vonny senang sekali bereksperimen dalam melakukan
hubungan seks, dari segala macam gaya, alat-alat bantu seks sampai
membuat foto dan film hubungan seks kami. Vonny istriku itu kukenal
sejak masih SMA, ia adik kelasku, hingga setelah selesai kuliah ia
akhirnya kunikahi. Sejak SMA kami sudah sering melakukan hubungan seks,
apalagi sewaktu kuliah, karena kami berada di kota Malang meskipun tidak
sekampus tetapi karena tempat kostku yang bebas jadi kami sering
melakukan hubungan seks di tempat kost. Sebenarnya kami juga mempunyai
cerita yang menarik sewaktu masih kuliah dulu, tetapi saya ingin
menceritakan pengalaman yang satu ini dahulu.
Siang
hari sekitar pukul 1.00, akhirnya kami berdua sampai di Pulau Bali,
dari airport kami di antar taksi untuk mencari hotel di daerah Kuta,
sejenak kami melepas lelah, setelah itu kami jalan-jalan di sepanjang
jalan di Kuta, Vonny rupanya tertarik untuk membeli beberapa potong
bikini untuk dipakai nanti di pantai. Model yang ia beli sangat
menggairahkan, kainnya tipis berwarna terang hingga kalau dipakai lalu
kena air, dipastikan apa yang dilapisinya akan terlihat dengan jelas,
sengaja ia beli itu untuk membuat aku terangsang, lalu ada celana yang
hanya ada secungkup kain kecil untuk menutupi rambut kemaluannya,
modelnya hanya bertali satu bagian belakangnya hingga belahan pantatnya
jelas bebas terlihat, begitu juga penutup dadanya hanya sekedar untuk
menutupi puting buah dadanya, selain itu banyak juga yang lain yang ia
beli, pokoknya modelnya yang merangsang.
Semalam
kami di Bali, keesokan harinya kami menyeberang ke Pulau Lombok yang
pastinya lebih alami dibanding Bali. Sesampainya di Lombok kami masih
harus menyeberang ke Pulau kecil di sebelah Pulau lombok yaitu di Gili
Meno. Tempatnya sangat cocok untuk berbulan madu, kami menempati sebuah
cottage yang asri, setelah berkemas kami segera menuju ke pantai untuk
berenang, mula-mula Vonny masih mengenakan kaos rangkap untuk menutupi
bikininya, sesampai di pantai yang berjarak sangat dekat dengan hotel,
kami mencari tempat yang nikmat untuk berenang, kami melihat sepasang
bule yang sedang asyik bercumbu ria di pinggir pantai yang landai dan
berpasir putih itu sehingga kami bisa melihat kalau mereka berdua dalam
keadaan telanjang bulat.
“Von, kamu berani nggak seperti mereka itu”, tanyaku.
“Berani aja, pokok ada kamu aku mau aja”, sahut Vonny.
Setelah
menemukan tempat yang tepat segera kami berdua berenang di air laut
yang jernih itu. Kulihat Vonny mengenakan bikini yang transparan hingga
menampakkan bayang rambut kemaluannya di pangkal pahanya, sewaktu ia
masuk ke air aku tidak dapat menahan nafsuku yang timbul melihat tubuh
Vonny yang memakai bikini transparan itu. Payudaranya yang kencang
menantang jelas terlihat di balik bikininya, ujung payudaranya yang
berwarna coklat kemerahan membayang jelas terlihat. Segera saja penisku
kerediri tegak melihat pemandangan yang indah itu, segera kuabadikan
dengan handycamku tubuh Vonny dari segala sudut dan segala lekuk
tubuhnya.
“Von, kamu lepasin aja bikinimu itu, kan sama aja kamu seperti nggak make apa-apa kalau kamu pake bikini itu”, sahutku.
“Enggak ah, malu aku”, jawab Vonny.
“Malu ama siapa, kan nggak ada orang yang tahu di sini, kan sepi”, sahutku.
Ia melihat sekelilingnya nggak ada orang kecuali sepasang bule yang sedang asyik main kuda-kudaan.
“Iya deh aku lepas ya”, jawab Vonny.
Tak
kusia-siakan sewaktu ia melepas bikininya kurekam terus dengan
handycam-ku hingga ia telanjang bulat di tepi pantai, kulepas sekalian
celana renangku hingga penisku yang sudah berdiri tegak tadi meloncat
keluar seolah merasa bebas dari kurungannya. Tampak olehku tubuh
telanjang Vonny. Rambut kemaluannya tampak kontras sekali dengan kulit
tubuhnya yang putih mulus, serta dua gumpalan buah dadanya yang tegak
mengacung membuat nafsu ini menjadi berkobar. Ujung payudaranya yang
berwarna coklat kemerahan itu tampak mengencang karena basah oleh air
laut, ingin sekali kuremas-remas dan kuhisap ujung payudaranya itu.
Kuabadikan semua tingkah laku Vonny yang telah telanjang bulat itu, ia
bermain di air yang jernih sambil sekali-kali ia menoleh ke kiri dan
kanan melihat kalau kalau ada yang melihat tubuhnya yang telanjang bulat
itu. Ia berbaring telentang di pasir pantai dengan posisi kakinya
mengangkang hingga tampak belahan lubang vaginanya yang berwarna merah
kehitaman itu, kurekam terus adegan ini sambil arah kamera kuarahkan ke
bagian vaginanya yang terbuka lebar itu. Tanganku yang satu sambil
mengurut penisku yang sudah berdiri tegak sambil sesekali meraba dan
meremasi payudara Vonny yang sudah mengencang itu.
Rupanya
Vonny juga sudah mulai terangsang ketika kuraba vaginanya dan kumainkan
clitorisnya, ia lalu meraih penisku dan mengocoknya perlahan sambil
mendesah keenakkan, “Ughh…, Ninoo…, gelii, enakk…”, sambil tangannya
semakin kencang mengocok penisku, akhirnya kutaruh handycamnya di suatu
tempat yang tepat agar segala adegan kami dapat direkam dengan jelas,
selintas terpikir olehku andai ada seseorang yang mau membantu untuk
mengambil gambar dengan handycamku pasti akan lebih bagus lagi hasilnya.
Kulihat ke arah pasangan bule itu, ternyata mereka juga sedang
melakukan hubungan seks di pasir pantai, kulihat Vonny juga asyik
menyaksikan adegan itu dan tangannya yang satu meremasi payudaranya
sedang tangannya yang lain dengan dua jarinya tampak sudah berada di
dalam vaginanya yang tampak licin mengkilat karena cairan nafsunya
tampaknya sudah membasahi liang vaginanya.
Kuhampiri
Vonny yang telentang di atas pasir pantai itu segera ia meraih penisku
dan mengarahkannya ke mulutnya yang mungil dan selanjutnya bagai anak
kecil yang sedang makan ice cream, dijilatinya seluruh batang penisku
dari ujung kepala sampai ke buah penisku tak lupa dikulumnya sambil
sesekali di sedot dengan kuat. “Ufffffff nikmat sekali Von…, terusin
isapnya…, isap yang kenceng”, karena sudah bangkit nafsunya, Vonny
dengan kuat menyedot ujung kepala penisku sambil sesekali menggunakan
ujung lidahnya memainkan lubang kencingku, rasa yang ditimbulkan sangat
nikmat sampai ke ubun-ubun. Segera kubuat posisi yang memungkinkan aku
bisa menjilati dan menghisap vagina Vonny yang sudah terbuka itu, ketika
kujilati clitorisnya ia menggelinjang kenikmatan sambil kepalaku di
jepit dengan kedua belah pahanya, ia rupanya ingin agar aku lebih lama
menjilati vaginanya. Dengan dua jariku, jari tengah dan telunjuk
kumasukkan ke dalam vaginanya dan mengocok dengan lembut hingga ia
tampak mengerang-erang keenakkan, penisku di genggamnya erat sambil
terus menghisap-isap ujung penisku.
Cukup
lama kami saling isap dan jilat hingga aku melihat ke arah pasangan
bule itu dan ternyata mereka sedang menyaksikan adegan kami. Kukatakan
pada Vonny kalau kita sedang diperhatikan oleh pasangan bule itu.
“Biarin aja, biar mereka terangsang melihat permainan seks kita”.
Bukannya
malu tapi Vonny malah lebih ganas dan agresif dalam permainan ini. Kini
posisiku telentang di pasir dan Vonny berada di antara ke dua pahaku
yang telentang, ia tampak begitu menikmati penisku yang kini sudah basah
terkena air liurnya, tak henti-hentinya ia mengisap dan menggigit kecil
ujung penisku sehingga aku kelojotan merasakan geli yang luar biasa,
kurasakan desakan yang akan keluar dari penisku, segera aja kutarik
kepala Vonny agar ia melepaskan penisku dari mulutnya, dan kini
kurebahkan ia lalu kuhisap ujung payudaranya sebelah kanan sambil ujung
yang satunya kumainkan dengan jariku, Vonny tampak menikmati permainan
ini sambil tangannya sendiri memainkan ujung clitorisnya, kedua belah
pahanya di buka lebar dan setengah diangkat agar lebih mudah dirinya
memasukkan jarinya sendiri.
“Ninoo…,
ayo masukin penismu di vaginaku dong…, aku udah kepengen nihh”, pinta
Vonny sambil mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya. Sambil
dituntun tangannya kumasukkan ujung penisku ke lubang vaginanya. Vonny
yang tampaknya memang sudah kepingin dengan mengangkat pantatnya ia
sengaja membuat agar seluruh batang penisku masuk ke dalam vaginanya.
“Acchh…,
uufffffhh”, desah Vonny ketika seluruh penisku masuk ke dalam
vaginanya. Kedua pahanya dilingkarkan di badanku agar penisku tetap
menancap di vaginanya, kutarik sedikit keluar lalu kumasukkan
dalam-dalam, kutarik lagi kumasukkan lagi dengan ritme yang berirama
membuat Vonny mengerang-erang keenakkan.
Kini
dengan ritme yang lebih cepat kutekan-tekan sekuat tenaga hingga mulut
Vonny menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun karena nikmat yang
dia rasakan membuat ia hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan.
Kulihat payudaranya bergerak naik turun seirama dengan kocokan penisku
di vaginanya. “Niinnoo…, egghh…, aacchh…, aakuu pengen puass dulu ya”,
pinta Vonny.
Tanpa
kujawab ia lalu kini berada di atas tubuhku, penisku yang berdiri tegak
itu dituntunnya ke liang vaginanya, lalu dengan jeritan kecil Vonny,
“Aauu…”.
Seluruh
batang penisku kini amblas masuk ke dalam vagina Vonny yang semakin
licin itu, kini ia sepenuhnya bebas menguasai penisku, seperti orang
naik kuda semakin lama semakin cepat gerakannya sambil tanganku
meremas-remas kedua bukit payudaranya yang indah itu, ia ingin kedua
payudaranya itu kuremas-remas dengan kuat hanya dengan begitu ia
merasakan nikmat yang sebenarnya, kini ia tidak lagi bergaya seperti
naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini ia
menggesek-gesekkan vaginanya maju mundur sambil ia meremasi sendiri
payudaranya hingga akhirnya ia tampak mengejang-ngejang beberapa saat
sambil menggigit bibirnya dan matanya terpejam merasakan nikmat yang
tiada tara itu, akhirnya ia terkulai di atas tubuhku beberapa saat.
Lalu
ia kembali mengocok penisku dengan vaginanya, kurasakan kini vaginanya
lebih seret dari yang tadi sehingga menambah kenikmatanku, segera
kuminta agar ia berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi
kegemaranku, segera Vonny berjongkok sambil membuka lebar pahanya hingga
kulihat dengan jelas lubang kenikmatan itu terbuka di hadapanku,
vaginanya sangat merangsang sekali, rambutnya tidak terlalu lebat hingga
seluruh bagian dalam vaginanya dapat terlihat dengan jelas.
Kini
kepala penisku kuarahkan ke dalam lubang itu, dengan sekali dorongan,
masuklah sebagian penisku ke dalam vagina Vonny. Vonny menjerit kecil
ketika sebagian penisku masuk ke vaginanya, kini ia memundurkan
pantatnya hingga amblaslah seluruh batang penisku ke dalam vagina Vonny.
Dengan kuat kudesak-desak seluruh batang penisku dengan irama yang
beraturan hingga Vonny merasa kegelian lagi. Sambil mendesis ia
memintaku agar jariku di masukkan ke dalam anusnya, kubasahi jari
telunjukku dengan ludah dan sebagian lagi kubasahi pula lubang anusnya
dengan air ludahku. Sambil terus menggoyang kumasukkan jari telunjukku
ke anusnya hingga seluruh jariku masuk ke dalam anusnya, sambil kutekan
ke bawah hingga kurasakan geseran penisku di dalam vagina Vonny, ia
tampak menikmati sekali permainan ini, berulangkali ia memintaku agar
lebih keras lagi goyangannya sambil ia membuat gerakan maju mundur
pantatnya.
“Uufffgghh…,
Enak Vonn, vaginamu nikmat banget, orang lain pasti pengen ngrasain
vaginamu ini, soalnya nikmat banget sih”, Kataku.
“Iya dong, lain kali kita coba ya, mungkin orang lain pasti udah keluar duluan sebelum aku puas”, sahut Vonny.
“Bener…, kamu pengen coba penis orang lain?”, tanyaku.
“Iya…,
itu kalau kamu kasih ijin lho, tapi kamu harus ada juga di situ melihat
aku main ama orang lain”, jawaban itu semakin membuatku terangsang
hingga kupercepat kocokan penisku sambil menekan kuat kuat jariku yang
ada di dalam anusnya, hingga akhirnya kurasakan ada desakan yang kuat
yang akan menyembur keluar dari penisku, rupanya Vonny juga mengerti
kalau aku mau keluar, kucabut keluar dan segera oleh Vonny diraihnya
penisku dan segera ia menghisap kuat penisku sampai akhirnya aku tak
kuat lagi menahan rasa nikmat ini hingga akhirnya, “Cett…, crett..,
crett”, keluarlah cairan kenikmatanku, dengan lahap Vonny menghisap
setiap tetes cairanku itu, lalu dengan lidahnya ia membersihkan ujung
penisku hingga seluruh batang penisku mengkilat oleh air liurnya.
Apa
yang kami lakukan itu ternyata di saksikan oleh sepasang bule tadi,
bule cowoknya mengacungkan ibu jarinya ketika melihat kami kini
tergeletak kelelahan di pasir pantai, kubalas dengan acungan jempol pula
lalu ia tertawa. Kuingat tadi handycam yang sejak tadi merekam adegan
kami itu, lalu segera kuambil dan kusimpan film tadi sebagai
kenang-kenangan yang indah. Dengan tetap telanjang bulat kami bermain di
air sambil membersihkan diri dari pasir pantai yang menempel di seluruh
tubuh kami, kami tetap di pantai itu sampai menunggu matahari terbenam,
karena dari pantai itu kami dapat menyaksikan indahnya peristiwa alam
itu, terlebih peristiwa yang baru kami alami tadi.
No comments:
Post a Comment