Pagi itu aku pulang sekolah lebih
awal, karena memang minggu ini kami menjalani ujian semester 2 untuk
kenaikan kelas 3 SMU. Sesampai dirumah nampak sebuah mobil sedan putih
parkir didepan rumah. Siapa ya ? dalam hatiku bertanya.
Padahal mama hari ini jadwalnya
tennis. Untuk menghilangkan penasaranku segera kumasuki rumah. Ternyata
di ruang tamu ada mama yang sedang berbincang dengan tamunya. Mama
masih menggunakan pakaian olah raganya, sedangkan tamu itu masih
berpakaian kerja dan berdasi.
“Sudah pulang sekolahnya ya sayang” Tanya mama padaku.
“Oh
iya, ini perkenalkan om Ari relasi bisnis papamu, kebetulan pulang
tennis tadi ketemu, jadi mama diantar pulang sekalian”. Kami saling
berjabat tangan untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan masuk kekamarku
untuk berganti baju seragam sekolah.
Aku adalah anak kedua dari dua
bersaudara. Kakakku perempuan melanjutkan sekolah SMU-nya di kota “M”
dan tingalnya indekost disana. Alasannya karena mutu sekolahnya lebih
baik dari yang ada dikotaku ( padahal daripada tidak naik kelas dan
jadi satu kelas denganku ). Jadi tinggal aku sendirian yg menemani
mamaku, karena papa sering pergi ke luar kota untuk melakukan kegiatan
bisnisnya.
“Indra, tolong kesini
sebentar sayang.” tiba-tiba terdengar suara mama memanggilku. “Ya ma !”
aku segera beranjak untuk menemui mama di ruang tamu.
“Om
Ari mau minta tolong di belikan rokok ke warung sayang” pinta mama.
Aku segera mengambil uang dan beranjak pergi ke warung untuk beli
rokok. Sepulangnya dari warung tidak kutemui mama maupun om Ari di
ruang tamu, padahal mobil om Ari masih parkir di depan rumah. Rokok
kuletakkan di meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke kamarku.
Melewati kamar mama nampak pintu
sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran kuintip melalui celah pintu
yang terbuka tadi. Didalam kamar nampak pemandangan yang membuat
jantungku berdegup kencang dan membuatku sering menelan ludah. Nampak
mama yang telanjang bulat tidur di atas ranjang dengan om ari menindih
dan mengulum payudara mama tanpa menggunakan celana lagi. Dengan
gerakan teratur naik turun menyetubuhi mamaku. Sambil mengerang dan
meggeleng ke kiri dan kekanan, nampak mamaku menikmati puncak dari
birahinya. Tak lama kemudian nampak om Ari mengejang dan rubuh diatas
pelukan mama. Mungkin sudah mengalami orgasme. Tanpa sengaja dengan
wajah kelelahan mama melihat kearah pintu tempat aku mengintip dan
mebiarkan aku berlalu untuk kembali ke kamarku.
Sesampainya di dalam kamar
pikiranku berkecamuk membayangkan pemandangan yang baru kulihat tadi.
Takterasa tanganku melakukan aktifitas di penisku hingga mengeluarkan
cairan yang membuatku merasakan kenikmatan sampai aku tertidur dengan
pulas.
Malam harinya aku belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.
“Sedang belajar ya sayang” nampak mama masuk kekamarku menggunakan daster tidur.
“Iya ma, untuk persiapan ujian besok pagi” mamaku duduk di ranjangku yang letaknya dibelakang meja belajarku.
“Kamu marah sama mama ya ?” tiba tiba mama memecahkan keheningan.
“Kenapa harus marah ma ?” tanyaku heran.
“Karena kamu sudah melihat apa yang mama lakukan dengan om ari siang tadi”.
“Enggak ma, memangnya om Ari telah menyakiti mama ?” aku balik bertanya.
“Enggak,
malah om Ari telah memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan
dari papamu. Papamu kan sering keluar kota, bahkan mama dengar papamu
punya istri muda lagi.”
“Kenapa mama diam saja ?” tayaku.
“Yang penting bagi mama segala keperluan kita terpenuhi, mama tidak akan mempermasalahkan itu.”
“Kamu
mau membantu mama sayang ?” tiba tiba mama memelukku dari belakang.
Dapat kurasakan payudaranya yang ukurannya sedang menempel di
punggungku.
“Menolong apa ma ?” jawabku dengan suara bergetar dan sesekali menelan ludah.
“Memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu.”
“Tapi, aku kan anakmu?”
“Kamu
kan laki-laki juga, jadi kalau kita sedang melakukannya jangan
berpikir kalau kita ini adalah ibu dan anak.” sambil berkata begitu
tiba tiba mamaku sudah memegang batang penisku yang sudah menegang dari
tadi.
“Wow, ternyata punyamu besar juga ya” goda mamaku, aku jadi tersipu malu.
Tiba tiba mamaku mengeluarkan
penisku dari celana pendek yang kupakai, kepalanya mendekati penisku
dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan
memainkan lidahnya di ujung penisku. Kurasakan kenikmatan yang belum
pernah kurasakan, tiba tiba “crot…crot. .” keluar cairan kenikmatan
yang langsung ditampung mulut mama.
“Yah, sudah keluar deh, padahal
mama belum kebagian” kata mamaku sambil menelan cairan sperma yang ada
dalam mulutnya. Aku jadi malu sendiri, maklum yang pertama kali
kulakukan.
“Pindah ke ranjang
yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku ngikut aja bagai
kerbau yang dicocok hidungnya. Mamaku tidur terlentang diatas ranjang
masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat agak ditekuk
tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu terbuka. Ternyata
mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya. Membuat dadaku
jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.
“Ayo
kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku pakai.
Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung terbangun
lagi.
“Nah, itu sudah bangun
lagi.” seru mamaku. Kudekati bagian pangkal paha mamaku, tercium olehku
aroma yang keluar dari mem*k mamaku yang membuaku makin terangsang.
Sambil perlahan kusibak belahan lobang kenikmatan yang didalamnya
berwarna merah jambu itu. Kujilat cairan yang keluar dari dalamnya,
nikmat rasanya.
“Teruskan indra, jilati bagian
itu” lenguh mamaku yang merasakan kenikmatan. Kujilat dan terus kuhisap
cairan yang keluar sampai tak bersisa. Setelah sekian lama bermain
didaerah vagina mamaku, kuangkat kepalaku dari jepitan paha mamaku.
Kulihat mamaku sudah tergolek tanpa selembar benangpun yang menutupi
tubuhnya. Mungkin waktu asyik bermain dibawah tadi, mamaku mulepaskan
daster yang dikenakannya. Kubuka kaos yang sedang kupakai, sehingga kami
sama-sama dalam keadaan telanjang bulat. Kudekati tubuh mamaku sambil
perlahan lahan kutindih sambil menghujani ciuman ke bibir mamaku. Kami
berciuman sambil memainkan payudara mamaku, kuremas remas dan kupuntir
puting payudara yang dulu menjadi sumber makananku pada waktu masih
bayi. Tangan mamaku sudah memegang batang penisku dan dibimbingnya
kearah lobang kenikmatannya yang sudah basah.
“Tekan
sayang…” pinta mamaku. Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan bless
menancap masuk ke lobang vagina mamaku yang sudah licin.
Oh..nikmatnya, sambil kutarik
keluar masuk kedalam lobang kenikmatan itu. Desahan napas mamaku
semakin membuat aku terpacu untuk mempercepat irama pemompaan batang
penisku kedalam lobang kenikmatan mamaku. Tak lama kemudian…
“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu benar benar hebat”.
Terasa lobang kenikmatan mamaku
bertambah basah oleh cairan yang keluar dari dalam dan menimbulkan
bunyi yang khas seirama keluar masuknya batang penisku. Tiba-tiba mama
mencabut batang penisku, padahal sedang keras-kerasnya.
“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu lobangya, sambil kita rubah posisi.”
Disuruhya aku telentang dengan
batang penis yang tegak hampir menyentuh pusarku. Mamaku jongkok tepat
diatas batang penisku. Sambil membimbing batang penisku memasuki lobang
kenikmatan yang sudah mongering karena di lap dengan ujung kain
daster, ditekannya pantat mamaku hingga bless, kembali si kecilku
memasuki goa kenikmatan mamaku, meskipun agak seret tapi rasanya lebih
enak, sambil perlahan lahan diangkatnya naik turun pantat mamaku, yang
membuat aku jadi tambah merem melek. Lama kelamaan jadi tambah licin
dan membuat semakin lancarnya batang penisku untuk keluar masuk.
Semakin cepat irama naik turunya pantat mamaku, tiba tiba tanganya
mencengkeram kuat dadaku dan…
“Aku sudah sampai lagi sayang”
desah mamaku. Tubuhnya melemah dan menghentikan irama naik turun
pantatnya. Tubuhnya mengelosor telentang disampingku, dan membiarkan
batang penisku masih tegak berdiri. ” Aku sudah tidak sanggup lagi
sayang, terseah mau kamu apain saja ” kata mamaku pelan. Aku hadapkan
mamaku kekiri, sambil kuangkat kaki kanannya hingga nampak tonjolan
lobang vaginanya mulai terbuka. Kumasukkan batang penisku lewat belakang
sambil perlahan lahan ku pompa keluar masuk kedalamnya. Irama
pemompaanku makin lama makin kupercepat sampai akhirnya tubuhku
mengejang hendak mengeluarkan peluru cairan dari lobang penisku, dan
crot…crot…crot muntahlah lahar dari lobang penisku. Bersamaan dengan itu
mamaku mengerang lemah ” Oh sayang, aku keluar lagi “. Batang
peniskupun melemah, dan keluar dengan sendirinya dari lobang
petualangan. Kamipun tertidur pulas dalam keadan telanjang bulat sambil
berpelukan ( kaya telletubis aja ).
Pagi harinya aku terbangun
dengan keadaan segar, mamaku sudah tidak ada disampingku. Ku ambil
handuk dan kulilitkan menutupi kemaluanku menuju ke kamar mandi. Di
ruang makan aku berpapasan dengan mama yang sudah segar bugar habis
mandi. Kudekati mamaku dan kucium pipinya dengan mesra, aroma sabun
mandi tercium dari tubuh mamaku. ” Semalam kamu hebat sayang, untuk itu
mama siapkan telor setengah matang dan susu hangat untuk memulihkan
lagi staminamu ” bisik mamaku lembut. Sambil duduk dengan hanya dililit
oleh handuk kuminum susu hangat dan kumakan dua butir telur setengah
matang dengan kububuhi merica bubuk dan garam. Mamaku mendampingiku
berdiri disampingku, karena tercium aroma segar sabun mandi membuat
birahiku jadi naik. Perlahan lahan batang penisku berdiri menyibak
lilitan handuk yang menutupinya. Mamaku terseyum melihat kejadian itu,
sambil dipegangnya batang penisku berbisik ” Nanti siang aja sepulang
kamu dari sekolah kita lakukan lagi “. Dengan kecewa aku beranjak
menuju kamar mandi untuk bersiap siap ujian semester di hari terakhir.
Tak sabar rasanya untuk segera menyelesaikan ujian hari ini, agar bisa
berpetualang penuh kenikmatan..
No comments:
Post a Comment